Nisa? Is That Really You?

Ini kayaknya blog paling nggak up to date deh. Harap maklum ya. These months had become the craziest months of our lives. Tau kan, gimana rasanya jadi kelas 3 SMA? I can’t believe I was able to get through it all. Nggak kebayang kalo disuruh ngulangin lagi.

Well, guess what!
Puji Tuhan, aku & Utin keterima di Universitas Gadjah Mada. Aku di Komunikasi, Utin di Psikologi. Nggak nyangka deh. Boro-boro masuk UGM, yang kita pikirin itu lulus apa enggak. Haduh… Jadi inget soal UAN Fisika yang amit-amit!!!!!
Anyway, Utin & I can take a break now. Menikmati hidup. Sebelum ikut OSPEK (oh please… may I skip this part?)

Kemaren nih… Pas lagi menikmati hidup (dengan nonton tipi), Nisa sms aku. Nisa, cewek yang ‘terancam cum laude’ itu. Besok Minggu dia ikut tes masuk STAN. Nah, dia sms aku buat tanya-tanya soal Paus. Aku cuplik sebagian isi sms-nya ya.
Nisa : Paus pertama itu siapa?
Unin : Petrus.
Nisa : Paus diangkat berdasar apa? Keturunan atau apa?
(Perlu dicatat bahwa setelah membaca sms ini, jidatku berlipat-lipat)
Unin : Keturunan?! Paus kan nggak berkeluarga, nak!!! Dipilih lewat konklaf.
Nisa : Ow iya ya? Sabar bu… Wah, pasti tadi aku diketawain ya?

Ini gawat! Unbelievable! Apa bener, yang ngirim sms itu Nisa? Cewek yang rapornya penuh nilai 9 itu? Yang selalu jadi orang pertama yang memecahkan soal matematika? Satu-satunya siswa yang bisa menjelaskan proses-proses biologi dan kimia di depan kelas? Dia nggak tau kalau Paus nggak punya anak?

Gimana kalau suatu saat nanti Nisa jadi pemimpin bangsa trus ketemu Paus? Mungkin dia bakal berbasa-basi, “Hi Pope, how are the kids doing?”
Nisa, if you read this, please… Jangan hapus sms-ku yang sarat ilmu itu!