Mungkin saya & kembaran saya agak berbeda dari cewek pada umumya. Sementara yang lain sibuk mempercantik diri dengan perawatan & berburu kosmetik serta aksesoris, kami nggak begitu tertarik ama yang begituan. Saya sendiri lebih milih buat memelihara sesuatu sebagai media pengembangan diri. Sebenernya hobi baru saya ini banyak terpengaruh oleh kareshi. Jadi mohon maaf sebelumnya kalo posting kali ini agak (atau sangat) kareshi-biased. Hehehe. (^_^)v
Sumpe ya... tu orang kalo berpropaganda bikin saya langsung manggut-manggut mupeng & segera melakukan seperti yang dia katakan. Mungkin dia punya prospek cemerlang di bidang advertising. ^_^
Kareshi adalah pecinta makhluk hidup. I mean it, he loves and understands any kinds of plants & animals. Saya ingat suatu saat saya berniat membunuh nyamuk kegatelan. Dia langsung mencegah saya dengan bilang, "Kasian, nyamuk tuh cuma cari makan di periode hidupnya yang singkat."
Oke, walaupun gak sampai bercucuran air mata haru, saya pun mengurungkan niat untuk memburu nyamuk. Hal itu juga berlaku buat semut, lebah, dan serangga-serangga meresahkan lainnya.
(-_-)a
Dalam sektor hewan (ternak & hias), kareshi punya segudang pengalaman. Dia pernah memelihara berbagai jenis ikan, kura-kura brazil, kelinci australia, sapi, macam-macam burung, bahkan tupai.
Dalam bercocok tanam, dia lebih jago lagi. Seluruh tanaman hias di rumahnya, dialah yang menanam. Dia bisa mengelompokkan berbagai jenis tanaman, lengkap dengan cara memelihara dan mengembangbiakkannya.
Segala kemampuan itu sangat membantu saya mewujudkan hasrat untuk punya piaraan. Bukan hanya membantu mempersiapkan, dia juga membimbing saya dalam merawatnya. Bahkan mami yang lihat hasil kerjanya bertanya-tanya gimana dia bisa menguasai segala hal.
Jadi, inilah hasilnya.... jeng jeng jeng...
1. Seperangkat jambangan
Penduduk: water lily + ikan moli
Ide ini muncul setelah melihat kolam di depan rumah kareshi. Saya sendiri nggak punya kolam. Akibat rasa iri yang menggebu-gebu, saya pun berinisiatif membeli jambangan, kemudian mengisinya dengan teratai dan ikan. Waktu keluarga dan teman-teman tahu bahwa saya memesan 2 water lily impor (perry's fire opal & mexicana) dengan harga yang bombastis, mereka kaget dan mungkin menganggap saya irasional. Seorang teman bahkan mengira ini efek stres akibat skripsi. Hahaha. Hanya kareshi yang berkomentar suportif, "Wah, berarti harus dipiara baik-baik tuh."
Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah sumbangan dari kareshi, diambilkan dari kolam budidayanya. Ikan moli dipilihkan kareshi karena menurutnya jenis ikan hias itu yang paling tahan hidup di air berlumpur. Dilihat dari atas pun tetap lucu karena bentuk perutnya yang menggembung. Good news folks, ikan molinya udah beranak pinak sekarang. Berasa sukses jadi peternak nih... akakakak.
2. Seperangkat akuarium
Penduduk: ikan hias, lobster, & keong (imigran dari jambangan, dikhawatirkan merusak teratai yang baru tumbuh, tapi kareshi gak tega buang sembarangan jadi dimasukin akuarium deh)
Ini adalah hadiah ulang tahun dari kareshi. Kami memasang dan mengisinya secara bertahap. Setting kelengkapan akuarium (seperti regulator & lampu) diurus oleh kareshi. Kemudian kami isi dengan air dan beberapa ikan. Air harus ditunggu sampai settled sebelum semua ikan dimasukkan. Hari selanjutnya, dia membawakan akar yang dia potong dari pohon tua di kebunnya. Walaupun cari sendiri, mami bilang hasilnya artistik. Alhamdulillah yah... :b
Kemudian hari berikutnya dia membawakan karang untuk tempat persembunyian ikan. Kareshi nggak suka hiasan plastik karena bentuknya lebay. Hehe. Di samping itu, material alami seperti kayu dan karang akan mudah ditumbuhi lumut yang jadi makanan ikan.
Kami sering berburu ikan hias untuk melengkapi koleksi. Ketika melihat-lihat di Jl. Kaliurang, kareshi terinspirasi untuk menambahkan lobster. Sayangnya, di sana cuma tersedia lobster item yang nggak cantik gitu. Tiba-tiba besoknya dia bilang udah dapat lobster warna merah dan biru. Katanya sih ada yang jual di dekat Gembira Loka. Dia emang ahlinya nemuin barang yang dia inginkan. (^_^)d
3. Seperangkat kandang kelinci
Penduduk: kelinci anggora (Alkong-Dalkong, dari bahasa Korea yang artinya lovey dovey)
Kalau yang ini saya dapat waktu maen bareng keluarga ke PASTY. Buat yang belum tahu, PASTY adalah pasar hewan dan tanaman hias, hasil relokasi dari Pasar Burung Ngasem. Tapi di sana bukan cuma jualan burung lho, ada zona satwa dan zona tanaman hias. Isinya macem-macem deh, ada playgroud juga, cocok buat liburan keluarga. Datang aja ke Jl. Bantul km. 1 Jogja.
Awalnya saya pengen kelinci gara-gara kareshi bilang halaman belakang saya cocok banget buat ternak kelinci, udah ada rumput & tempat berteduhnya. Jelaslah "naluri pengen" saya berkobar. Akhirnya keinginan ini kesampaian juga setelah pasang tampang melas di depan Pak Bam. Mami & adik saya malah lebih semangat ngurusinnya. Gak terlalu ribet juga sih. Mereka cuma agak sensitif sama air, jadi jangan dimandiin, jangan kena ujan, jangan dikasi minum, & disediain sayur yang agak layu aja biar bulunya tetep bagus. Kareshi udah bikinin pagar sekarang, jadi si bunny bebas lari-lari dengan aman & cerah ceria di halaman belakang.
Ah, senangnyaa... ~(^0^~) (~^0^)~